Cawapres paslon nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka kembali mendapat kritik.
Kali ini Gibran Rakabuming Raka dikritik soal susu UHT yang belakang ia bagi-bagikan saat kampanye.
Susu UHT yang dibagikan Gibran Rakabuming Raka disebut-sebut mengandung kadar gula yang tinggi.
Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dan istri, Selvi Ananda membagikan susu di Car Free Day, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (3/12/2023).
Diketahui aksi bagi-bagi susu tersebut rupanya memang cara Gibran mensosialisasikan salah satu programnya.
Program itu berkaitan makan siang gratis untuk anak sekolah serta pesantren, dan bantuan gizi untuk anak dan ibu hamil.
Gibran, misalnya, melakukan bagi-bagi susu tersebut, diantaranya saat CFD di Bundaran HI pada 3 Desember 2023 dan di kawasan Pasar Kliwon Solo pada 7 Desember 2023.
Mereka yang disasar dalam pembagian susu gratis itu adalah anak-anak.
Adapun jenis susu yang dibagikan Gibran itu berjenis susu ultra-high temperature (UHT).
Susu tersebut, untuk diketahui, merupakan jenis susu yang diolah dengan cara dipanaskan pada suhu tinggi sekitar 135 derajat celcius.
Itu untuk mematikan bakteri yang ada pada susu.
Susu UHT dengan perisa memiliki kadar gula yang beragam, ada yang 5, 6, 8, 12 hingga 19 gram.
Susu yang dibagikan Gibran merupakan produk dari beberapa perusahaan besar.
Itu memiliki kadar gula dalam satu kemasan di antara 8 sampai 12 gram.
Aksi pembagian susu UHT Gibran dan Prabowo kini mendapat sorotan.
Bahkan muncul kritikan dari pakar kesehatan terkait susu UHT yang dibagikan oleh pasangan calon tersebut mengandung gula yang cukup tinggi.
Mendapat kritikan terkait aksi bagi-bagi susu tersebut, Gibran angkat bicara.
Gibran mengatakan jika susu yang dibagikan tersebut diberikan bagi anak yang sudah tidak ASI lagi.
“Itu kan (susu dibagikan) khusus yang sudah tidak ASI lagi,” ujar Gibran di Balai Kota, Jumat (8/12/2023).
Pria yang kini menjabat Wali Kota Solo tersebut pun juga berterima kasih atas masukan terkait susu yang dibagikan.
Ia juga berjanji bakal melakukan evaluasi terkait program kampanye yang ia lakukan.
“Ya. Saya terima kasih masukannya.
Nanti akan kita evaluasi terus ya,” tutupnya.
Ada batas konsumsi gula yang disarankan agar anak terhindar resiko sejumlah penyakir, termasuk diabetes.
Dikutip dari Kompas.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batasan asupan gula yang aman adalah 10 persen dari total kebutuhan kalori.
Lebih baik lagi, jika membatasi asupan gula hingga 5 persen atau sekitar 25 gram (sekitar 6 sendok teh) per hari.
American Heart Association (AHA) juga merekomendasikan batas konsumsi gula harian bagi anak-anak.
Anak-anak di atas usia 2 tahun sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 6 sendok teh atau 25 gram gula tambahan setiap hari.
Sementara Kementerian Kesehatan Indonesia menyarankan batas asupan gula per hari sekitar 50 gram.
Itu juga bisa dilihat dalam pasal 4 ayat 2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013, yang berbunyi :
Pesan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) berbunyi “Konsumsi Gula lebih dari 50 gram, Natrium lebih dari 2000 miligram, atau Lemak total lebih dari 67 gram per orang per hari berisiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung(trends.tribunnews.com)